06 November 2007

Bimbel vs Peltam

BIMBEL
Program Bimbingan belajar atau yang dikenal dengan BIMBEL merupakan suatu program bimbingan terhadap siswa-siswa yang merasa dan atau belum mampu menguasai pelajaran yang diselenggarakan pada waktu proses belajar mengajar di waktu pagi hari. Bimbingan ini mempunyai tujuan yang sangat bagus yaitu meningkatkan daya serap siswa terhadap suatu bidng studi dan juga membantu membimbing siswa yang kurang dalam mencapai target kentuntasan minimal pada setiap bidang pelajaran. Tujuan ini sangat bagus, mengingat pada tahap awal kegiatan pembelajaran banyak sekali siswa SMPK maria Fatima kurang mampu menyerap pembelajaran dengan sempurna khususnya kelas 7, mengingat adanya perbedaan mata pelajaran dan juga perbedaan pola pembelajaran. Meskipun tidak menutup kemungkinan kelas 8 juga masih mengalami hal yang sama. Berdasarkan pemikiran tersebut diatas maka sangatlah tepat dan merupakan ide yang luar biasa bila BIMBEL menjadi program rutin yang diadakan oleh SMPK Maria Fatima dibawab koordinasi Kurikulum.

Bimbel ini dilaksanakan setiap hari, mulai hari senin hingga hari kamis, sejak bulan Agustus 2007. Dimulai jam 15.30 sampai jam 17.30. Masing-masing dibagi berdasarkan mata pelajaran serta kelas yang bersangkutan yang dibimbing oleh guru bidang studi masing-masing. (wah…luar biasa kan?...seperti les privat aja ya). Hal ini tentunya sangat membantu siswa, sebab yang membimbing adalah guru bidang studi yang juga mengajar mereka di kelas formal. Jadi tentunya masing-masing pembimbing sudah mengetahui kekurangan dan kelebihan siswanya.
Siswa yang mengikuti bimbingan ini tidak dibatasi hanya pada siswa yang kurang pandai atau daya serap kurang, namun Bimbel ini terbuka bagi semua siswa. Bahkan menurut data dilapangan menyatakan bahwa banyak juga anak-anak yang pandai ikut Bimbel. Mereka belajar dan juga menanyakan bahan ajar yang belum mereka kuasai dengan benar. Bahkan banyak diantaranya ikut bimbel agar lebih jelas dalam mengerjakan PR atau tugas yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Wuiiiih…..asyik ye…..dimana tuh ada yang seperti ini….Apalagi, bimbingan ini tidak memungut satu peserpun uang dari anak-anak yang ikut bimbingan, alias gratis….tis…tis. Menurut berita, program ini baru berjalan 2 tahun ini. Nah…..kalo dirasakan banyak manfaatnya, maka program ini akan menjadi program tahunan. Nah…apabila itu betul, wah…..semua siswa tidak akan takut lagi dengan ulangan harian he…he….dan tentunya makin banyak menarik siswa-siswi SD yang akan bersekolah di SMPK Maria Fatima tercinta.

PELTAM
Nah….sekarang tentang PELTAM, apa itu ?. itu singkatan dari Pelajaran Tambahan. Program ini dikhususkan bagi siswa-siswi kelas 9 yang akan mengikuti UAN. (Ujian Akhir Nasional). Pelajaran Tambahan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap 3 bidang studi mata pelajaran yaitu; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika. Program ini hanya diperuntukan bagi siswa kelas 9 yang kurang mampu menyerap bahan ajar atau materi yang bersangkutan. Mengingat materi tersebut harus dikuasai, minimal siswa dirasa mampu mencapai target ketuntasan minimal. Hal inilah yang paling ditakuti oleh siswa kelas 9, apabila mereka dalam pengamatan dan juga ulangan harian mereka kurang memenuhi target, maka mereka diwajibkan untuk ikut PELTAM. Sedangkan bagi siswa yang dirasa mampu mencapai target ketuntasan, maka mereka tidak diikutkan PELTAM. Wuih…..betapa sekolah bekerja ekstra keras untuk membantu siswa mencapai kelulusan secara jujur dan benar. Peltam ini dibimbing oleh guru bidang studi khusus UAN yang mengajar kelas 9. jadi materi disesuaikan dengan bahan ujian akhir.

Pelatam mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2007, dengan jadwal menyesuaikan waktu yang ditentukan oleh guru pembimbing. Rata-rata bimbingan diadakan selama satu setengah jam. He….luar biasa ya…..

Nah….tentunya diharapkan pada waktu ujian akhir nanti tidak ada siswa yang tidak lulus. Namun demikian tentunya semua tergantung dari kemauan siswa itu sendiri. Walaupun di beri bimbingan seribu kali kalau tidak ada niat untuk belajar tentu gondrong kan……he….he. makanya friends, berjuanglah dengan keras sebelum matahari terbenam di ufuk barat. Masih ada waktu 7 bulan lagi untuk bertempur, maka persiapkanlah hari-harimu dengan belajar…..ayo….Disisi lain, kegiatan Peltam ini juga dapat dijadikan tolok ukur bagi siswa kelas 9 terhadap kemampuannya sendiri untuk mengahadapi UAN. Apabila termasuk daftar siswa yang ikut PELTAM berbahagialah karena sudah ada peringatan awal untuk lebih giat belajar.
Okey friend…..itu tadi sekilas tentang program bidang kurikulum untuk meningkatakan kemampuan siswa menguasai materi ajar. Semoga tetap berjaya slamanya. (Stacia /friends)

25 Agustus 2007

Jurnalistik

Jurnalisme
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Jurnalisme adalah bidang disiplin dalam mengumpulkan, memastikan, melaporkan, dan menganalisis informasi yang dikumpulkan mengenai kejadian sekarang, termasuk tren, masalah, dan tokoh.
Orang yang mempraktekkan kegiatan jurnalistik disebut jurnalis atau wartawan.

Di Indonesia, istilah ini dulu dikenal dengan publisistik. Dua istilah ini tadinya biasa dipertukarkan, hanya berbeda asalnya. Beberapa kampus di Indonesia sempat menggunakannya karena berkiblat kepada Eropa. Seiring waktu, istilah jurnalistik muncul dari Amerika Serikat dan menggantikan publisistik dengan jurnalistik. Publisistik juga digunakan untuk membahas Ilmu Komunikasi.

Aktivitas
Jurnalisme dapat dikatakan "coretan pertama dalam sejarah". Meskipun berita seringkali ditulis dalam batas waktu terakhir, tetapi biasanya diedit sebelum diterbitkan.
Jurnalis seringkali berinteraksi dengan sumber yang kadangkala melibatkan konfidensialitas. Banyak pemerintahan Barat menjamin kebebasan dalam pers.
Aktivitas utama dalam jurnalisme adalah pelaporan kejadian dengan menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana (dalam bahasa Inggris dikenal dengan 5W+1H) dan juga menjelaskan kepentingan dan akibat dari kejadian atau trend. Jurnalisme meliputi beberapa media: koran, televisi, radio, majalah dan internet sebagai pendatang baru.

Sejarah
Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.
Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.

Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.

Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.

Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis Indepen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.
Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi.
Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan Pers